Maksudnya adalah apabila kita berniat semata hanya karena Allah, maka
kita akan mendapatkan balasan atas apa yang kita kerjakan. Akan tetapi
apabila kita berniat karena selain Allah, bisa jadi karena ingin dipuji
orang, ataukah karena ingin mendapat simpati seorang wanita atau pria
dan lain sebagainya maka perbuatan ini adalah sia-sia alias tidak akan
mendapatkan pahala dari Allah swt. kita contohkan saja seperti firman
Allah swt. dan hadits rasulullah saw. berikut ini
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala)
sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si
penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada
manusia dan Dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka
perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah,
kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah Dia bersih (tidak
bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka
usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
kafir. dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena
mencari keridhaan Allah dan untuk keteguhan jiwa mereka, seperti sebuah
kebun yang terletak di dataran Tinggi yang disiram oleh hujan lebat,
Maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. jika hujan lebat
tidak menyiraminya, Maka hujan gerimis (pun memadai). dan Allah Maha
melihat apa yang kamu perbuat. (QS. Al Baqarah Ayat 264)
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa yang mempelajari sesuatu ilmu pengetahuan yang semestinya
dapat digunakan untuk memperoleh keridhaan Allah 'Azzawajalla dengan
ilmunya tadi, tetapi ia mempelajarinya itu tidak ada maksud lain kecuali
untuk memperoleh sesuatu kebendaan dari harta dunia, maka orang
tersebut tidak akan dapat menemukan bau harumnya syurga pada hari
kiamat," yakni bau harum yang ada dalam syurga. Diriwayatkan oleh Imam
Abu Dawud dengan isnad shahih. Hadits-hadits lain yang berhubungan
dengan bab ini amat banyak sekali lagi masyhur-masyhur.
Nah saudara-saudaraku yang seiman.
Betapa pentingnya niat kita dalam beramal ibadah didunia ini. Karena
inilah faktor penentu pahala dari amal ibadah yang kita lakukan,
diterima atau tidaknya dan sah atau tidaknya suatu amal tergantung pada
niatnya. Demikian juga setiap orang berhak mendapatkan balasan sesuai
dengan niatnya dalam beramal. Dan yang dimaksud dengan amal disini
adalah semua yang berasal dari seorang hamba baik berupa perkataan,
perbuatan maupun keyakinan hati.
Dalam beramal, niat juga memiliki Fungsi:
Niat memiliki 2 fungsi:
1. Jika niat berkaitan dengan sasaran suatu amal (ma’bud), maka niat
tersebut berfungsi untuk membedakan antara amal ibadah dengan amal
kebiasaan.
2. Jika niat berkaitan dengan amal itu sendiri (ibadah), maka niat
tersebut berfungsi untuk membedakan antara satu amal ibadah dengan amal
ibadah yang lainnya.
Pengaruh Niat yang Salah Terhadap Amal Ibadah
Jika para ulama berbicara tentang niat, maka mencakup 2 hal:
1. Niat sebagai syarat sahnya ibadah, yaitu istilah niat yang dipakai oleh fuqaha’.
2. Niat sebagai syarat diterimanya ibadah, dengan istilah lain: Ikhlas.
Niat pada pengertian yang ke-2 ini, jika niat tersebut salah (tidak
Ikhlas) maka akan berpengaruh terhadap diterimanya suatu amal,
dengan perincian sebagai berikut:
a. Jika niatnya salah sejak awal, maka ibadah tersebut batal.
b. Jika kesalahan niat terjadi di tengah-tengah amal, maka ada 2 keadaan:
- Jika ia menghapus niat yang awal maka seluruh amalnya batal.
- Jika ia memperbagus amalnya dengan tidak menghapus niat yang awal, maka amal tambahannya batal.
c. Senang untuk dipuji setelah amal selesai, maka tidak membatalkan amal.
Kaum muslimin yang berbahagia,
Makna hijrah secara syariát adalah meninggalkan sesuatu demi Allah dan
Rasul-Nya. Demi Allah artinya mencari sesuatu yang ada disisi-Nya, dan
demi Rasul-Nya artinya ittiba’ dan senang terhadap tuntunan Rasul-Nya.
Bentuk-bentuk Hijrah:
1. Meninggalkan negeri syirik menuju negeri tauhid.
2. meninggalkan negeri bidáh menuju negeri sunnah.
3. Meninggalkan negeri penuh maksiat menuju negeri yang sedikit kemaksiatan.
Ketiga bentuk hijrah tersebut adalah pengaruh dari makna hijrah.
Sebagaimana kita membahas diatas bahwa amal perbuatan itu akan mendapat
balasanya. Rasulullah saw. Pernah diperlihatkan amal-amal ibadah umat
beliau seperti hadits berikut ini.
Dari abu dzar ra. ia berkata; nabi saw bersabda; diperlihatkan kepadaku
amal-amal perbuatan umatku, yang baik maupun yang jelek, aku
mendapatkan dalam keompok amal perbuatan yang baik, diantaranya
menghilangakan ganguan dari jalan,dan aku mendapatkan dalam kelompok
perbuatan yang jelek diantaranya, ingus yang dibiarkan di masjid tanpa
ditutupi atau dibuang (HR Muslim).
Dalam hadits diatas menjelaskan amal-amal yang kecil yaitu menghilangkan
gangguan dari jalan. Ini termasuk membuang duri jauh-jauh agar tidak
ada yang menginjaknya atau menyingkirkan kayu dipinggir jalan. Sungguh
sangat luar biasa, amal kecil begitu saja juga mendapatkan pahala, bisa
kita bayangkan betapa besar pahala amalan mulia lainnya. Kemudian,
apabila ingus kita lihat tidak kita bersihkan dalam mesjid, ini menjadi
catatan amal jelek, coba dibayangkan amal buruk lain yang merugikan
orang, seberapa besar dosanya.
Selain amal baik itu didasari oleh niat, amal baik juga harus dilakukan
dengan terus menerus. Jangan sampai hanya beramal baik kala kehidupan
baik saja alias memperoleh kesenangan sedangkan waktu sedih malah tidak
mengerjakannya. Kerjakan suatu amal walaupun sedikit namun
berkesinambungan, contohnya si A membaca Al-quran setiap malam 1 lembar,
sedangkan si B membaca al-quran 1 juz namun tidak berkesinambungan.
Maka amal ibadah yang paling baik adalah seperti yang dilakukan si A.
Seperti hadits Rasulullah berikut ini:
Dari aisyah ra ia bekata ; sesunguhnya nabi saw masuk kerumah aisyah
waktu itu ada seorang perempuan , dan beliau bertanya ; siapakah dia ?
aisyah menjawab ; ini adalah si fulanah yang terkenal salatnya . nabi
bersabda ; 'wahai fulanah beramallah sesuai dengan kemampuanmu, Demi
Allah dia tidak akan jemu menerima amalamu , sehingga kamu sendirilah
yang merasa jemu, sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu
yang dikerjakana secara terus - menerus (Hr Bukhari dan Muslim)
Oleh sebab itu, marilah kita bersama perbanyak amal kepada Allah swt.
dengan penuh keikhlasan atau niat baik karena Allah. Tidak ada sesuatu
yang dapat menolong kita diakhirat kecuali amal kita sendiri sebagai
bekal yang kita tuai ketika didunia. Dan pergunakanlah dunia ini sebagai
tempat mencari bekal sebanyak-banyaknya dan menjauhkan diri dari sifat
riya. Aamiin aamiin ya rabbal alamiin.
0 Komentar